Kamis, 19 Januari 2012

Model Pembelajaran Sentra


Pandangan Dasar

Model pembelajaran Sentra merupakan perkembangan baru dari model Montessori. Model Sentra memiliki pandangan dasar sebagai berikut:
1. Pengajaran harus disesuaikan dengan dan keadaan individu yang mempunyai tempo dan irama perkembangan sendiri-sendiri.
Pengajaran harus disesuaikan dengan tingkatan usia perkembangan anak dan tingkat intelegensi masing-masing anak. Guru tidak boleh memaksa ‘si cepat’ untuk menunggu ‘si lambat’ begitu pula sebaliknya.
2. Bahan pengajaran serta cara mengajar guru harus mengikuti tempo dan irama perkembangan setiap anak.
Guru harus dapat melihat dengan jeli bagaimana acara anak tersebut belajar, apa yang disukai anak dan bahan pembelajaran apa yang cocok untuk anak. Sehingga anak akan dapat lebih mudah untuk menerima materi yang diberikan oleh guru.
3. Kegiatan pengajaran harus memberikan kemungkinan pada anak untuk berinteraksi, bersosialisasi dan bekerjasama.
Kegiatan pembelajaran bukan hanya menghasilkan anak yang pandai dari segi kognitif saja tetapi juga pandai dari segi sosial. Anak mampu untuk masuk dan bergabung dengan lingkungan sekitarnya, sehingga nantinya anak akan mampu menunjukkan keberadaannya di masyarakat.
Filosofi…
ô Naturalisme romantik (J.J. Rouszeau (1712-1778)). Menyatakan bahwa setiap anak dilahirkan dengan membawa bakat yang baik. Maka pendidikan adalah pengembangan bakat anak secara maksimal melalui pembiasaan, pelatihan, permainan, partisipasi dalam kehidupan serta penyediaan kesempatan belajar selaras dengan tahap-tahap perkembangan anak.
ô Idealisme. Menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Maka pendidikan harus ditujukan pada pembentukan karakter, watak manusia yang berbudi luhur, berbakat insani dan kebajikan sosial.
Prinsip
Prinsip pembelajaran utama bagi Model Sentra adalah menciptakan suatu kegiatan pembelajaran yang memungkinkan anak bergerak (moving) dari satu aktivitas pembelajaran ke aktivitas pembelajaran lainnya. Beberapa prinsip yang menjadi penjelasan bagi prinsip utama model Sentra adalah sebagai berikut.
1. Pengajaran merupakan keterpaduan antara bentuk klasikal dan individual.
Meskipun anak memiliki tempo dan irama perkembangan yang berbeda-beda, tapi kegiatan pengajaran harus dapat memberi kesempatan pada anak untuk berinteraksi, sehingga pendidikan tidak hanya mementingkan aspek individu tetapi juga aspek sosial anak.
2. Anak belajar secara mandiri.
Kemandirian anak dalam mengerjakan tugas hanya dapat dilaksanakan jika setiap murid dapat ditumbuhkan otoaktivitasnya. Atas dasar ini maka suasana tertib dan disiplin dapat tercipta oleh kesadaran para murid bukan paksaan dari guru.
3. Pembelajaran harus dapat menumbuhkan otoaktivitas anak.
Upaya menumbuhkan otoaktivitas anak dilakukan dengan cara memberikan kemerdekaan atau kebebasan pada setiap anak untuk menyelesaikan berbagai tugasnya. Bentuk tugas yang berstruktur memungkinkan murid secara tertib dan terjadwal membuat target dalam pencapaian setiap tugasnya.
4. Setiap anak bebas menentukan tugasnya sendiri.
Masing-masing murid dapat memilih vak yang akan dipelajarinya terlebih dahulu. Ia bebas menentukan waktu penyelesaian serta alat yang akan digunakan untuk menyelesaikannya. Walaupun ada kebebasan tersebut, namun setiap murid tidak boleh mengerjakan tugas lain sebelum tugas yang dikerjakannya selesai. Hal ini juga dapat mendidik anak untuk bertanggung jawab terhadap pilihan mereka sendiri.
5. Anak belajar bersosialisasi, bekerjasama dan bertanggung jawab.
Untuk mengembangkan sosiabilitas, guru mem-perbolehkan murid menyelesaikan tugas tertentu secara bersama-sama. Dengan demikian setiap murid akan memiliki kesempatan bersosialisasi, bekerjasama dan tolong menolong. Tetapi tidak boleh mengerjakan bahan atau tugas dengan saling meniru, dengan demikian anak akan dapat belajar untuk bertanggungjawab terhadap tugasnya.
Pendekatan
Sekolah model sentra menggunakan pendekatan:
1. Pendekatan inquiri.
Melalui pendekatan ini anak akan berusaha untuk mencari dan menemukan sendiri pemahamannya terhadap suatu materi. Mereka akan memahami bahan kajian dengan menggunakan bahasa mereka sendiri berdasarkan apa yang mereka lihat, temukan dan alami.
2. Pendekatan children centred.
Pendekatan ini beranggapan bahwa pusat kegiatan pembelajaran bertitik tolak pada aktivitas anak. Cara pandang ini meyakini bahwa murid memiliki kemampuan sendiri melalui berbagai aktivitas dalam mencari, menemukan, menyimpulkan serta mengkomunikasikan sendiri berbagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai.
3. Pendekatan discovery.
Pendekatan ini memiliki cara pandang yang memusatkan kegiatan pembelajaran pada aktivitas anak didik untuk menemukan sendiri berbagai aspek pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai melalui berbagai pengalaman yang dirancang dan diciptakan oleh guru.
Metode
Metode yang dapat digunakan pada model pembelajaran ini adalah sebagai berikut.
1. Diskusi
Metode diskusi dalam pendidikan adalah suatu cara penyajian atau penyampaian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada peserta didik atau kelompok peserta didik untuk mengadakan pembicaraan ilmiah untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah.
2. Kerja kelompok
Metode kerja kelompok adalah penyajian materi dengan cara pemberian tugas-tugas untuk mempelajari sesuatu kepada kelompok-kelompok belajar yang sudah ditentukan dalam rangka mencapai tujuan. Tugas yang diberikan dikerjakan dalam kelompok secara gotong royong. Pembagian kelompok tergantung dari tujuan dan kepentingannya.
3. Observasi
Melalui metode ini, anak belajar mengamati sumber belajar yang tersedia baik berupa objek yang telah disediakan maupun yang ada disekitarnya. Melalui pengamatan tersebut anak akan memperoleh pemahaman sendiri yang berkaitan dengan bahan kajian, sehingga hasil belajar akan lebih tahan lama.
4. Resitasi
Merupakan salah satu metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara menugaskan pada anak untuk menyelesaikan suatu tugas, baik tugas kelompok maupun individu. Metode ini memberi kesempatan pada anak untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah dipersiapkan guru., sehingga anak akan dapat mengalami secara nyata dan melaksanakan secara tuntas serta dapat memper-tanggungjawabkan hasil pekerjaannya.
5. Sosiodrama
Metode pengajaran yang dilakukan dengan cara menggambarkan suatu peristiwa atau kejadian melalui pementasan drama yang melibatkan beberapa tokoh didalamnya. Semuanya berbentuk tingkah laku dalam hubungan sosio yang kemudian diminta beberapa siswa untuk memerankannya.
6. Tanya jawab
Suatu metode mengajar, dimana seorang guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik tentang bahan pelajaran yang diajarkan sambil memperhatikan proses berpikir diantara peserta didik. Metode ini memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara guru dan pelajar, bisa dalam bentuk guru bertanya dan siswa menjawab atau sebaliknya. Hubungan antara guru dan pelajar merupakan hubungan timbal balik secara langsung.
7. Demonstrasi
Metode pengajaran yang dilakukan dengan cara memperlihatkan suatu bentuk proses atau kegiatan tertentu agar dapat diikuti oleh anak.
8. Penemuan
Metode pendidikan yang mengkondisikan anak untuk mencari dan menemukan sendiri pengetahuannya, mengembangkan kemampuan dan keterampilan pada anak agar lebih kreatif dan aktif.
9. Eksperimen
Metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengikuti dan melaksanakan prosedur percobaan ilmiah dalam memahami suatu gejala atau peristiwa tertentu. Metode ini menuntut keaktifan anak untuk melakukan percobaan.
Sumber Belajar
Berdasarkan bentuk pengajaran model pembelajaran Sentra, sumber belajar diperoleh dari:
1. Lingkungan Alam.
Lingkungan yang terdekat dengan anak dan alami, misalnya tumbuhan, hewan, tanah, air, udara, dll.
2. Lingkungan Buatan.
Maksudnya adalah lingkungan buatan (bukan alami) yang dibuat secara khusus untuk memenuhi dan menunjang proses pembelajaran. Misalnya, sumber belajar ilmu bumi seperti peta, globe, gambar-gambar dan majalah pengetahuan; sumber belajar ilmu alam seperti gambar-gambar, alat-alat laboratorium, dan majalah pengetahuan alam; dll.
Langkah-Langkah Pembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran pada sekolah model Sentra, antara lain:
A. Tahap Kegiatan Awal (Sentra)
Tahap kegiatan awal merupakan tahap persiapan atau biasa dikenal sebagai tahap appersepsi. Kegiatan appersepsi yaitu kegiatan pembukaan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya terdapat doa bersama, yel-yel dan experience sharing. Tahap kegiatan awal ini bertujuan untuk mendekatkan persepsi guru dengan pengetahuan murid dan kedalaman materi yang akan dipelajari.
B. Aktivitas Klasikal I (Sentra)
Aktivitas klasik I merupakan tahap kegiatan inti yang pelaksanaannya berupa pengembangan kemampuan berbahasa anak dan memusatkan minat belajar pada anak. Tahap kegiatan ini bertujuan untuk membangkitkan perhatian dan semangat belajar anak dengan pelajaran yang menarik dan terarah.
C. Aktivitas Area I (Sentra)
Pada tahap ini, anak melakukan kegiatan yang bersifat pengamatan belajar. Siswa dapat secara individual atau berkelompok mengamati objek yang akan diamati atau berbagai hal yang menjadi persoalan.
D. Aktivitas Area II (Sentra)
Pada tahap ini anak mulai mengembangkan hasil pengamatannya dengan membuat deskripsi sederhana tentang proses pengamatan.
E. Aktivitas Area III (Sentra)
Setelah melakukan pengamatan dan mulai mendeskripsikan proses pengamatan, pada tahap ini siswa mengumpulkan semua hasil pengamatannya kemudian menyimpulkannya sesuai dengan urutan proses pengamatan. Dalam tahap ini, hasil pengamatan tidak selalu berbentuk laporan pengamatan namun juga dapat berupa hasil karya. Hasil karya tersebut merupakan hasil pengamatan anak yang direalisasikannya pengetahuannya tentang objek yang diamati dengan karya seni (seni rupa, seni musik, seni tari, drama).
F. Kegiatan Akhir/Klasikal II (Sentra)
Pada tahap ini, anak dapat menyimpulkan semua pengetahuan yang didapatnya dari pembelajaran yang telah berlalu dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...